
The Fed Naikkan Suku Bunga AS 25 Basis Poin meski Ada Krisis Perbankan
WASHINGTON, iNews.id – Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen pada Rabu (22/3/2023) waktu setempat. Kenaikan terjadi di tengah kekhawatiran bahwa langkah tersebut dapat menambah gejolak di pasar keuangan akibat krisis perbankan di sana.
Mengutip BBC, The Fed menaikkan suku bunga karena menilai sistem perbankan sehat dan tangguh. Namun dia juga memperingatkan bahwa kejatuhan dari beberapa bank dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Ini adalah kenaikan suku bunga kesembilan berturut-turut oleh The Fed. Oleh karena itu, suku bunga utama saat ini berada di kisaran 4,75-5 persen, yang merupakan level tertinggi sejak 2007.
Suku bunga yang lebih tinggi berarti biaya untuk membeli rumah, meminjam untuk memperluas bisnis, atau menanggung kenaikan utang lainnya. Dengan membuat aktivitas seperti itu lebih mahal, Fed memperkirakan permintaan akan turun, menyebabkan harga menjadi lebih rendah.
Itu sudah mulai terjadi di pasar perumahan AS, di mana pembelian telah melambat tajam selama setahun terakhir dan rata-rata harga jual di bulan Februari lebih rendah dari tahun lalu. Ini adalah penurunan pertama dalam lebih dari satu dekade.
Tapi secara keseluruhan ekonomi bertahan lebih baik dari yang diharapkan dan inflasi terus meningkat lebih cepat dari tingkat 2 persen yang sehat. Inflasi melonjak 6 persen dalam 12 bulan hingga Februari 2023. Biaya beberapa barang, termasuk makanan dan tiket pesawat, naik lebih cepat.
Sebelum beberapa bank runtuh, Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah memperingatkan bahwa para pejabat mungkin harus menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diharapkan untuk mengendalikan situasi. Proyeksi menyarankan pembuat kebijakan memperkirakan inflasi turun tahun ini, tetapi kurang dari perkiraan beberapa bulan lalu.
Namun, mereka memperkirakan suku bunga sekitar 5,1 persen pada akhir tahun 2023, tidak berubah sejak Desember, menunjukkan Fed siap untuk segera berhenti menaikkan suku bunga.
Powell menggambarkan dampak gejolak baru-baru ini sebagai ekuivalen dengan kenaikan suku bunga. Dia mengatakan The Fed mungkin dapat menaikkan suku bunga utamanya secara kurang agresif jika gejolak dalam sistem keuangan mendorong bank untuk mengurangi pinjaman dan ekonomi melambat lebih cepat. Tapi dia bersikeras bahwa Fed tidak akan menghindar dari perjuangannya melawan inflasi.
“Kita perlu menurunkan inflasi menjadi 2 persen. Memang ada biaya untuk menurunkannya menjadi 2 persen, tetapi biaya kegagalan lebih tinggi,” ujarnya.
Editor: Jujuk Ernawati
Ikuti iNews di Google Berita
Bagikan Artikel:
Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Wartawan iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.