liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
The Fed Naikkan Suku Bunga AS 25 Basis Poin meski Ada Krisis Perbankan

The Fed Diprediksi Kembali Naikan Suku Bunga, Ekonom: Ini untuk Terakhir Kalinya

JAKARTA, iNews.id – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan ini.

Mengutip Reuters, Rabu (3/5/2023), para ekonom memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga, namun ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Pasalnya, The Fed telah mengisyaratkan akan menghentikan sementara kenaikan suku bunga setelah siklus pengetatan selama 14 bulan terakhir.

Krishna Guha, mantan pejabat The Fed New York, yang kini menjabat Deputy Chairman Evercore ISI, mengatakan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin masih perlu dilakukan sebagai upaya mengimbangi kebutuhan perlambatan inflasi.

Pada saat yang sama, langkah tersebut juga untuk menghindari perluasan risiko yang mendesak mulai dari kegagalan bank di AS hingga kemungkinan gagal bayar utang AS bulan depan.

“Mungkin Powell harus mengadopsi nada yang tidak terlalu condong ke depan pada prospek pengetatan tambahan pada pertemuan berikutnya. Jadi ini kemungkinan kenaikan tarif terakhir,” kata Krishna Guha, dilansir Reuters, Rabu (3/5/2023).

Pernyataan Powell terbaru dan perincian tentang suku bunga dianggap perlu untuk mendamaikan serangkaian risiko yang telah berkembang menjadi konflik. Inflasi turun perlahan, membuat beberapa pejabat Fed tidak yakin bahwa suku bunga telah bergerak cukup tinggi untuk benar-benar mengendalikannya.

Tetapi ekonomi AS tampaknya melemah. Kegagalan tiga bank baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang masalah yang lebih luas di sektor keuangan.

Sementara itu, pembicaraan batas utang yang tidak stabil antara Partai Republik di Kongres dan Gedung Putih yang dikendalikan Demokrat dapat memicu krisis akut jika pemerintah AS terpaksa berhenti membayar tagihannya.

Pada Maret 2023, 10 dari 18 pembuat kebijakan The Fed mengindikasikan bahwa mereka mungkin siap untuk menghentikan kenaikan suku bunga setelah kenaikan lainnya. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga ke kisaran 5,00 persen-5,25 persen pada pertemuannya pekan ini.

Sama seperti bank sentral harus bergulat pada pertemuan 21-22 Maret dengan dampak dari kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, regulator kali ini harus menilai runtuhnya First Republic Bank (FRB) dan menentukan apakah sektor keuangan menghadapi gejolak lebih lanjut yang meluas.

Di sisi lain, ada kemungkinan hal itu dapat membuat kredit lebih sulit diakses dan lebih mahal daripada yang dianggap perlu oleh Fed untuk mendinginkan inflasi.

Editor : Jeanny Aipassa

Ikuti iNews di Google Berita

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Wartawan iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.

IHSG Hari Ini Diprediksi Lanjutkan Pelemahan, Intip 4 Saham Rekomendasi Buy Previous post IHSG Hari Ini Diprediksi Lanjutkan Pelemahan, Intip 4 Saham Rekomendasi Buy
BUMO Bina Karya Segera Beroperasi, Izin HGU hingga HGB untuk Investor IKN Nusantara Bisa Diproses Next post BUMO Bina Karya Segera Beroperasi, Izin HGU hingga HGB untuk Investor IKN Nusantara Bisa Diproses