liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Ketua Dekom LPS Beberkan Dampak yang Dirasakan RI jika AS Gagal Bayar Utang

Ketua Dekom LPS Beberkan Dampak yang Dirasakan RI jika AS Gagal Bayar Utang

JAKARTA, iNews.id – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan beberapa akibat jika Amerika Serikat (AS) gagal bayar utang. Menurutnya, pengaruhnya sangat signifikan, terutama di sektor keuangan negara.

“Kalau misalnya AS tiba-tiba default, ratingnya A+, kita (ratingnya) di bawah itu. Kalau default rating A+, setelah itu gimana? Apakah ratingnya diturunkan? Jadi D, atau kalau mereka tidak menurunkan peringkat, apakah kita yang tidak pernah gagal dan kemudian menaikkan peringkat?” ujar Purbaya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Menurutnya, ada momentum yang bisa diambil Indonesia jika itu terjadi. Indonesia bisa meminta lembaga pemeringkat seperti S&P, misalnya, untuk menaikkan peringkatnya agar bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah.

“Itu sisi positifnya. Sisi negatifnya akan menimbulkan shock di pasar keuangan, tapi tidak sebesar itu,” kata Purbaya.

Dia mencatat bahwa banyak negara juga telah mengurangi eksposur mereka terhadap dolar AS. Namun di satu sisi, menurutnya, AS akan berusaha untuk tidak lalai membayar utang tersebut.

“Ini akan berdampak buruk jika mereka terus memperpanjang (status mereka). Dugaan saya, kalaupun mereka wanprestasi, dalam waktu singkat mereka akan menemukan kompromi politik karena jika tidak, rakyat akan mengutuk pemerintah. kepemimpinan, jadi mereka tahu resikonya, apalagi mendekati pemilu 2024 disana,” kata Purbaya.

Oleh karena itu, dampak yang dirasakan Indonesia hanya bersifat jangka pendek. Menurutnya, bagi pemegang obligasi jika harganya turun, maka harganya akan naik lagi.

“Di sisi sektor riil, dengan asumsi seperti itu, dampaknya akan sangat terbatas, termasuk terhadap perekonomian kita,” ujarnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Ikuti iNews di Google Berita

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Wartawan iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.

Perencanaan Keuangan yang Baik Harus Sesuai Kebutuhan Bukan Keinginan Previous post Perencanaan Keuangan yang Baik Harus Sesuai Kebutuhan Bukan Keinginan
Dirut Mandiri Sebut Transformasi BUMN Dorong Pertumbuhan Ekonomi Next post Bank Mandiri Pertahankan Dividend Payout Ratio 60 Persen dalam 3 Tahun