
Ini 2 Alasan Penerbangan dari Bandara Husein Dialihkan ke Kertajati
MAJALENGKA, iNews.id – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, membeberkan 2 alasan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara dialihkan ke Bandara Kertajati.
Menurut Menhub, keputusan pengalihan penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati adalah untuk meningkatkan faktor keselamatan dan keamanan penerbangan.
“Kita butuh runway yang lebih panjang dari Bandara Husein, supaya pesawat besar seperti Boeing 777 bisa mendarat sehingga penerbangan dari luar negeri baik dari Asia, Eropa, dan negara lainnya, bisa langsung mendarat di Jawa Barat. Maka itu penerbangan kita pindah ke Bandara Kertajati,” ujar Budi Karya, seusai melepas dua penerbangan perdana dari Bandara Kertajati, pada Minggu (29/10/20223).
Dia menjelaskan, Bandara Kertajati memiliki luas lahan sebesar 1.800 hektar, dengan luas terminal penumpang 121.000 meter persegi dan terminal kargo 90.000 meter persegi, serta panjang runway 3.000 meter x 60 meter.
Menurut Menhub, Bandara Kertajati diproyeksikan dapat melayani sebanyak 5,6 s.d.12 juta penumpang pertahun hingga 2024, dan diproyeksikan mencapai 29,3 juta penumpang per tahun pada 2032.
Mulai hari ini, Minggu (29/10/2023), Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati resmi beroperasi penuh melayani penerbangan domestik dan internasional, pasca pengalihan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Pada kesempatan itu, Menhub melepas dua penerbangan perdana yaitu maskapai AirAsia rute Kertajati-Denpasar keberangkatan pukul 08.15 WIB dan penerbangan maskapai Super Air Jet rute Kertajati-Medan keberangkatan pukul 08.30 WIB.
Dia menjelaskan, setelah pengalihan penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati, setiap harinya ada sebanyak 16 penerbangan dengan kapasitas tempat duduk sebesar 32.760 pax per minggu atau 4.680 pax per hari (datang dan berangkat).
“Dengan semakin baiknya konektivitas diharapkan akan meningkatkan perekonomian dan potensi wisata yang akan mendorong kesejahteraan masyarakat, serta mempersatukan Indonesia,” ungkap Budi Karya.
Setelah dilakukannya pengalihan penerbangan, Bandara Husein Sastranegara Bandung masih tetap melayani angkutan niaga berjadwal dalam negeri jenis propeler dengan rute intra Jawa dan Lampung, serta penerbangan charter.
Sementara Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama, Hilman Latief, menyebut potensi penerbangan haji dan umroh melalui Bandara Kartajati sangat baik dan akan semakin meningkat.
“Jawa Barat merupakan provinsi dengan jemaah haji terbanyak. Untuk itu akan kita optimalkan tahun depan seiring dengan adanya kuota tambahan. Kami juga mengimbau penyelenggara umroh dan calon jemaah umroh turut memanfaatkan dan meramaikan Bandara Kertajati,” tuturnya.
Terdapat tujuh rute yang dialihkan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati yaitu tujuan Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), serta Palembang (PLM). Ketujuh rute tersebut dilayani pesawat jet maskapai Citilink, AirAsia, serta Super Air Jet.
Sementara itu, rute penerbangan berjadwal luar negeri tujuan Kuala Lumpur, Malaysia telah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023, serta penerbangan umroh dan haji.
Aksesibilitas dari dan ke Bandara Kertajati semakin mudah dan cepat dengan adanya Tol Cisumdawu. Serta terdapat beragam pilihan moda transportasi massal antara lain Bus Damri, travel, taksi dan mikro bus dari sejumlah titik di kawasan Bandung Raya dan daerah lainnya seperti: Sumedang, Cirebon, Kuningan, Karawang, Majalengka, Tasikmalaya, Indramayu, Cimahi, Purwakarta, Subang, Ciamis, Banjar, serta Pangandaran.
Editor : Jeanny Aipassa
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel: