
IHSG Pekan Depan Bergerak Sideways, Waspadai Saham-Saham Ini
JAKARTA, iNews.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan masih bergerak sideways dengan kecenderungan menguat tipis.
Senior Analyst of Creative Trading System, Joseph Gabetua mengatakan, saham-saham blue chip masih dapat mengendalikan IHSG sehingga lebih berpengaruh terhadap pergerakan indeks, daripada sentimen global.
“Ini ada Unilever, Telkom juga naiknya cukup signifikan, BRI juga, jadi saham-saham ini penggerak indeks yang cukup besar dan hari ini juga berada di zona hijau,” ujar Joseph dalam IDX 2nd Session Closing Market, Jumat (6/10/2023).
Meski demikian, lanjutnya, investor perlu waspada, terutama terhadap saham-saham perbankan karena masih rawan terkoreksi dalam kondisi seperti sekarang.
“Karena memang outflow dari investor asing di saham-saham perbankan mereka masih profit taking,” kata Joseph.
Adapun saham-saham perbankan jika dilihat horizon waktunya setahun terakhir ini memang kenaikannya cukup besar.
“Dan kita ngelihat dalam waktu terakhir juga outflow dari investor asing itu juga cukup besar jadi kita harus hati-hati,” ungkap Joseph.
Saham perbankan yang dimaksud adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang baru saja stock split dan di dekat level all time high nya.
“Jadi ini kita perlu berhati-hati lah untuk saham seperti ini karena sangat mungkin untuk mendistribusikan ke investor ritelnya itu harga sahamnya dibuat cukup dalam untuk saham BBNI,” ujar Joseph.
Untuk adanya sentimen seperti BBNI dan global seperti suku bunga The Fed, Joseph meminta investor tidak perlu terlalu reaktif. Artinya, ketika ada sentimen akhirnya yang membuat sentimen itu berpengaruh terhadap indeks kalau transaksinya direalisasikan.
“Kalau misal investor gak merealisasikan transaksinya itu artinya mereka nggak menganggap ini suatu sentimen yang berpengaruh terhadap indeks kita terutama ini di indeks Indonesia,” tutur Joseph.
Menurut dia, investor asing masih tenang karena tidak adanya outflow asing yang signifikan. Investor asing sendiri tercatat masih memborong saham perbankan big caps seperti BBCA sekitar Rp350 miliar.
“Menurut kalau kita komparasi antara BCA dan BNI, BBCA lebih menarik di kondisi seperti ini,” ujar Joseph.
Editor : Jeanny Aipassa
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel: