
3 Alasan Kenapa Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-banyaknya
JAKARTA, iNews.id – Ada beberapa alasan mengapa negara tidak mencetak uang sebanyak yang menarik untuk diulas. Uang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dengan uang, manusia dapat melakukan transaksi perdagangan, membayar jasa hingga menentukan harga jual atau beli.
Berikut 3 alasan mengapa suatu negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Untuk menghindari inflasi
Pencetakan uang oleh pemerintah dalam jumlah besar dapat menyebabkan inflasi. Sebab, hal itu akan berdampak pada perekonomian nasional.
Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa suatu negara memilih berutang daripada mencetak uang dalam jumlah besar, termasuk negara maju.
Misalnya, Inggris dan Jerman mengalami inflasi ini ketika negara mereka tidak didukung oleh emas sekitar awal 1900-an, tetapi mencetak uang untuk membiayai perang.
Pada tahun 1914, Bank of England mengeluarkan uang kertas dengan pertumbuhan 41,2 persen untuk membiayai kebutuhan perang. Akibatnya, inflasi naik menjadi 13,5 persen.
Kondisi inflasi juga terjadi di Jerman selama Perang Dunia I. Kebutuhan dana yang besar untuk perang menyebabkan Jerman meninggalkan emas sebagai mata uang Mark. Akibatnya, harga komoditas naik pada tahun 1923.
Harga sepotong roti selama perang di Jerman bahkan mencapai 200 miliar mark. Ibu-ibu Jerman saat itu menggunakan uang kertas Markus sebagai bahan bakar karena nilainya lebih rendah dari kayu bakar.
2. Menyebabkan utang membengkak
Ketika pemerintah mencetak uang, maka ‘kewajiban’ berupa utang juga akan muncul di neraca pemerintah.
Nilai uang tidak kasat mata, semakin banyak uang beredar tidak diikuti dengan semakin banyak barang di pasaran, maka semakin tinggi harga barang tersebut karena semakin langka dan dicari.
Editor: Komaruddin Bagja
Ikuti iNews di Google Berita
Bagikan Artikel: